Membaca Sholawat Sebelum Azan Sholat Jumat


Cirebon- Puji-pujian atau sholawat biasa dikumandangkan menjelang adzan sholat jumat, mungkin hanya di indonesia, khususnya di masjid-masjid kampung.


Kenapa hanya di indonesia? Kalau negara lain saya belum pernah dengar. Sejauh ini saya pernah ke negara lain hanya Malaysia, dan saya tidak jumpai pembacaan sholawat menjelang adzan jumat. Mungkin ada tetapi saya tidak tahu, tetapi yang akan saya bahas hanya di Indonesia. 


Kalau berbicara dalil bukan kapasitas saya, sila baca saja di sini https://pcnukendal.com/hukum-baca-sholawat-sebelum-adzan/ dan https://islam.nu.or.id/post/read/37595/membaca-shalawat-setelah-adzan


Saya hanya akan ambil dari sudut pandang sosial budaya nya, 


1. Di mana mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah bertani/berkebun, nelayan, pedagang (kata bung karno kaum marhaen).


Sehingga bagi kaum marhaen ini, meninggalkan pekerjaannya demi menunaikan shalat jumat itu membutuhkan waktu tidak singkat, perlu membersihkan badan, mengganti pakaian, dan menggunakan wewangian.


Apalagi misalnya petani dan nelayan, yang agak sulit bagi mereka bekerja sambil menggunakan jam tangan sebagai penununjuk waktu.


Maka bila tidak ada tanda sebelum adzan sholat dikumandangkan, kebayang gak seburu-buru apa mereka?


2. Budaya telat orang indonesia

 

Kita tidak mungkin mengelak akan hal ini, tetapi apa kaitannya?


Begini, dari point pertama bila kita melihat kaum marhaen itu wajar membutuhkan waktu agak lama untuk bersiap, lalu bagaimana bagi pekerja kantoran? Yang mana mereka sudah berdandan rapih dan wangi sejak berangkat dari rumah, kerja di dalam ruangan, tapi masih berleha-leha datang ke masjid.


Menunggu khotib naik mimbar barulah berangkat, bahkan sampai khotbah sudah dimulai. Padahal hal ini merupakan kerugian seorang muslim sehingga tidak mendapatkan pahala keutamaan sholat jumat. Bisa baca di sini https://islam.nu.or.id/post/read/104183/tiba-setelah-khatib-naik-mimbar--tak-dapat-pahala-jumatan-


Dengan demikian sholawat dianggap perlu dikumandangkan, selain sebagai tanda juga merupakan sunnah di hari jumat. Meskipun di kota jarang saya temui.


Entah siapa yang pertama kali mempelopori pembacaan sholawat menjelang adzan jumat ini, tetapi saya pribadi sangat menyetujui, bahkan ide itu pernah saya terapkan di tempat lain. 


Waktu itu, di hari pelantikan saya dan pengurus Pmii universitas, dijadwalkan pukul 1 siang. Tetapi tamu undangan belum juga merapat. Ada yang masih di luar, ada yang masih di jalan sambil menunggu info mulai. Panitia pun bimbang, bagaimana mungkin acara di mulai kalau tamu undangan belum berkumpul.  


Keterlambatan acara sering terjadi turun temurun, hingga istilah WIB diganti menjadi WIP (waktu indonesia Pmii) oleh para kader, karena terlambat dianggap budaya di PMII waktu itu. Tetapi bagi saya,  bukan hanya di PMII, di seluruh indonesia budaya datang terlambat sering terjadi. 


Saya yang saat itu sebagai seorang ketua yang akan segera di lantik, yang punya hajat, merasa malu kalau semua terus saling menunggu. Maka saat itu saya inisiasi ambil mic dan mengajak panitia serta sebagian tamu untuk membaca sholawat dan syiir tanpo waton, karya gusdur. 


Kemudian, hadirin yang tadinya berada di luar, yang tadinya pada merokok pun segera masuk. Mereka pikir itu tanda acara sudah dimulai, padahal sebenarnya belum pembukaan. Yang sedang di jalan pun bergegas, tidak menunggu info apa-apa lagi, karena dikabarkan acara seakan-akan sudah dimulai.


Para ulama pun mengatakan ada banyak manfaat dan keutamaan membaca sholawat, baik di dunia maupin di akhirat. Mungkin saja seperti contoh di atas merupakan bukti manfaatnya.


Mungkinkah juga kita perlu membaca sholawat sebanyak-banyaknya tiap hari, agar rezeki kita tidak datang terlambat ? dan cinta yang tidak datang terlambat ? hehehee

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tolak IMB di Pulau Reklamasi, PMII : Apa Landasan Gubernur DKI ?

Media Sosial seperti Demokrasi Bagi Rakyat Indonesia

5 Bahaya Merokok yang Menakutkan bagi Kesehatan